Semua insan manusia tentunya mau tidak mau, sadar tidak sadar, merasa
tidak merasa pasti terdapat detak jantungnya. Yang jadi pertanyaan bagi
saya adalah normal ngga sih merasakan hal itu? Nah, saya ngga mau
langsung menjawab normal dengan cepat. Bagi saya detak jantung harus
dibagi-bagi terlebih dulu sampai saya dapat menyimpulkan itu normal atau
tidak. Pertama, saya mau membagikan ilmu yang saya dapat dari dosen
general sciene saya saat semester 5 kemarin, menurutnya "Seorang
manusia, jantungnya berdetak sekitar 60-80 kali permenit, namun ketika
pada kondisi tertentu detak jantungnya dapat meningkat hingga hitungan
yang tidak bisa ditentukan, tergantung pada aksi yang mempengarui reaksi
tersebut."
Aksi yang mempengarui reaksi? Apa aksi yang membuat jantung saya dapat
berdetak lebih cepat ya? Belakangan ini saya menjumpai beberapa orang
yang share mengenai reaksi detak jantung mereka. Salah satunya adalah
seorang muda, ia hendak mengikuti kompetisi tingkat provinsi untuk
meraih medali nomor satu. Jadi disini yang akan kita bahas adalah lebih
mengenai aksi apa saja sih yang mampu membuat jantung kita akan berdetak
lebih cepat. Tulisan ini berdasarkan pengamatan saya pada orang-orang
sekitar dan refleksi pribadiku.
Detak jantung yang berdetak lebih cepat lebih saya kenal dengan istilah
"deg-degan". Sahabat the sleeper pasti pernah lah mendengar bahkan
merasakan hal tersebut. Banyak orang juga yang mengistilahkan dengan
grogi, nerveous, dan lain sebagainya. Tapi pada intinya saya kira sama
saja. Pertanyaannya adalah apa saja yang menjadi pengaruh hal tersebut?
Detak jantung berdetak lebih cepat lebih tidak terkendali, lebih membuat
keringat cepat menetes.
1. Pertama adalah perasaan nervous, atau grogi. Seorang akan merasa
detak jantungnya kacau-balau ketika ia merasa gugup. Salah satunya
adalah pemuda yang share pada saya beberapa menit sebelum ia memasuki
ruang lomba. Selain itu juga terdapat pemuda yang saat saya doakan akan
mengikuti lomba berpidato sangat terasa getaran yang dihasilkan dari
detak jantungnya. Sungguh cepat dan berkeringat. Memang saya dari awal
sudah menekankan kepada mereka bahwa ketenangan adalah kunci kemenangan,
namun perasaan grogi tersebut saya serta merta salahkan dan mereka
harus menghilangkannya. Saya justru merasa bahwa saat mereka masih
"deg-degan" berarti mereka masih memiliki tanggung jawab pada hal
tersebut. Logikanya seorang yang tidak menaruh pikiran di suatu hal
tertentu dapat dipengaruhi secara signifikan oleh hal tersebut dengan
bentuk perasaan grogi. Jadi bukannya "deg-degan" itu hal yang salah,
namun bagaimana kita dapat mengusai dan mengendalikan perasaan tersebut,
hingga tidak mempengaruhi pikiran sehat kita.
2. Kedua adalah perasaan bersalah. Normalnya jika seorang melakukan
kesalahan dia akan merasa bersalah yang salah satu indikatornya adalah
perasaan tidak nyaman pada diri sendiri yang dapat ditandai dengan
naiknya detak jantung. Perlu kita pikirkan lagi, apakah kita termasuk
orang yang sering melakukan kesalahan dan merasa tidak bersalah? Hal
tersebut karena kita telah terbiasa membunuh hati nurani kita. Nah, yang
perlu dilakukan adalah melatih hati nurani kita kembali, agar dapat
peka pada kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita. Bagi sahabat
the sleeper yang hati nurani nya masih hidup, jaga baik-baik ya, jangan
sampai kalian melakukan kesalahan dan bahkan sudah tidak merasa bersalah
lagi. Belajarlah untuk mulai mendengar setiap nasihat, belajar untuk
melatih hati nurani dengan perbuatan baik. Seperti pengalaman saya
ketika duduk di bangku sekolah sekitar 4 tahun silam, saya sudah tidak
merasa berdosa atau bersalah sama sekali ketika saya melakukan cheating
ketika ujian, hal itu karena saya sudah membiasakan diri dengan
kesalahan tersebut. Maka dari itu jangan sampai kejadian tersebut
terjadi pada kalian, cegahlah selagi masih awal, biarkan hati nurani
kalian tetap menyala dengan lampu kebaikan.
3. Ketiga adalah perasaan yang tidak dapat dijelaskan. Kenapa tidak
bisa? Karena saya sendiri sampai sekarang belum bisa menemukan alasan
yang tepat dan logis kenapa saya dapat "deg-degan" ketika berinteraksi
dengan beberapa orang. Banyak share dari teman-teman yang mereka merasa
"deg-degan" ketika mereka melihat, berbicara, mendengar atau apapun yang
mereka lakukan dengan seorang. Apa ini bisa menjadi salah satu
indikator orang tersebut sedang merasakan jatuh cinta? Saya sendiri
belum bisa menemukan jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut. Karena
detak jantung yang tiba-tiba meningkat ketika bisa berbicara atau
bahkan melihat doi. Untuk poin ini saya jujur sangat susah
menjelaskannya, karena saya sendiri belum bisa menyimpulkan atas apa
yang sedang saya rasakan ini. Yang jelas detak jantung dapat menjadi
alarm bagi kehidupan kita semua. Detak jantung dapat membuat kita tetap
berhati-hati atas sesuatu, dan membuat kita menjadi insan yang lebih
peka dalam mengartikan kejadian disekitar kita.
Demikian yang bisa saya bagikan, jika dari teman-teman sekalian memiliki
pandangan lain atau masukan, jangan lupa untuk share yaa. Terimakasih,
Tuhan Yesus memberkati.
salam,
the sleeper.
sumber:hizkiasasangka.blogspot.com
wah,, mantap2,, :D
BalasHapus