a. Struktur Sosial
Struktur
sosial yang ada mendorong seseorang untuk melakukan mobilitas sosial.
Dalam hal ini berarti perpindahan status sosial dapat terjadi apabila
status sosial tinggi yang dituju memang benar ada, masih menyediakan
ruang untuk diisi dan mudah memperolehnya.
Misalnya,
sekelompok buruh tidak dapat menjadi karyawan pabrik, karena pabrik
yang dituju tidak membuka lowongan pekerjaan atau seseorang pengamen
tidak sanggup mengangkat status sosialnya menjadi sarjana, karena tidak
memiliki ijazah SMA.
b. Individu
Tidak
semua orang mampu meningkatkan status sosialnya, walaupun suatu status
sosial tinggi telah tersedia. Orang dari status sosial rendah tidak
dapat secara otomatis menempati status sosial tinggi tersebut. Misalnya,
seseorang mengadu nasib ke Jakarta untuk berjuang memperoleh pekerjaan.
Di Jakarta tersedia berbagai macam kesempatan kerja. Akankah orang
tersebut dapat menempati peluang kerja yang tersedia? Belum tentu! Hal
tersebut sangat bergantung pada kecakapan, keterampilan, dan kemampuan
orang tersebut. Penentu inilah yang dinamakan faktor individu. Dilihat
dari pengaruhnya, faktor individu ini ternyata lebih menentukan
dibandingkan faktor struktur. Semakin tinggi kemampuan individu, semakin
besar kesempatannya untuk meningkatkan status sosialnya.
Selain
itu, dalam proses mobilitas sosial terdapat faktor yang mempengaruhi
serta menghambat terjadinya mobilitas sosial dalam masyarakat. Adapun
faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Kebudayaan
Kebudayaan
dalam suatu masyarakat mampu menjadi penghambat terjadinya mobilitas
sosial. Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan yang bersifat
tradisional. Lain halnya dengan masyarakat modern. Dalam masyarakat
modern justru memberikan peluang terjadinya mobilitas sosial sebagai
akibat kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi.
2) Lingkungan Asal
Keterbukaan
lingkungan asal akan mempercepat terjadinya mobilitas sosial. Namun
sebaliknya, apabila di lingkungan asal bersifat tertutup maka akan
memperlambat mobilitas sosial.
3) Tradisi
Dalam
suatu masyarakat tentunya memiliki tradisi masingmasing. Di mana
tradisi ini digunakan sebagai patokanpatokan atau pedoman dalam
bertingkah laku. Jika dalam tradisi masyarakat masih menganut
paham-paham kolot besar kemungkinan mobilitas tidak terjadi.
4) Ekonomi
Dalam
hal ini keadaan ekonomi yang serbakekurangan akan sulit untuk mengikuti
dan menyesuaikan dengan kedudukan yang dimasukinya.
b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mobilitas sosial, yaitu:
1) Status Sosial
Status
sosial tidak terlepas dari pembawaan yang dimiliki oleh orang tuanya.
Oleh karena itu, apabila seorang anak tidak merasa puas dengan kedudukan
orang tuanya, ia dapat berusaha untuk meraih kedudukan yang lebih
tinggi daripada orang tuanya.
2) Keadaan Ekonomi
Mobilitas
sosial geografis sering terjadi apabila sumber daya alam di daerah
padat penduduk sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan untuk hidup.
Sehingga penduduk cenderung mencari lahan subur di daerah lain melalui
migrasi/perpindahan antarwilayah.
3) Situasi Politik
Apabila
situasi politik suatu wilayah negara tidak menjamin terhadap keamanan
penduduk, mobilitas sosial akan terjadi, mereka akan berpindah mencari
daerah yang aman.
4) Motif-Motif Keagamaan
Adanya
kelompok-kelompok yang menekan terhadap umat beragama lainnya
mengakibatkan kelompok-kelompok yang merasa tertekan tersebut memilih
untuk mengadakan mobilitas sosial.
5) Masalah Kependudukan
Semakin
sempitnya lahan permukiman mendorong orang untuk mencari tempat-tempat
atau wilayah yang masih memungkinkan untuk bermukim.
6) Keinginan Melihat Daerah Lain
Muncul
gagasan untuk melihat daerah lain menimbulkan ide terjadinya mobilitas
secara geografis. Selain itu juga memungkinkan terjadinya perpindahan
masyarakat dari suatu laporan sosial ke laporan sosial yang lain dengan
cara alih potensi dengan membandingkan besarnya pendapatan atau gaji
yang lebih besar.
sumber:http://sekolahsosiologi.blogspot.com/2012/01/faktor-pendorong-penghambat-dan-yang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar